Rabu, 02-07-2025
  • Ahlan Wa Sahlan Di Website Resmi MI Muhammadiyah 13 Duyungan Kec. Sukosewu Kab. Bojonegoro

Pererat Tali Silaturahmi, Perguruan Muhammadiyah Duyungan Helat Halal Bihalal

Diterbitkan : - Kategori : Berita

BOJONEGORO-MIMUHLAS.COM – Di akhir masa libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H serta menjelang hari masuk sekolah, Perguruan Muhammadiyah Duyungan menggelar acara Halal Bihalal yang merupakan tradisi rutinan yang setiap tahunnya dilakukan setelah lebaran Idul Fitri. Kegiatan Halal Bihalal ini dihelat dalam rangka mempererat tali silaturahmi sesama guru dan pegawai, Perguruan Muhammadiyah Duyungan mulai dari PAUD AISYIYAH Duyungan, TK ABA Duyungan, serta MI Muhammadiyah 13 Duyungan.

Adapun kegiatan Halal Bihalal yang dilakukan ini bertujuan untuk memperkuat ukhuwah dan silaturahmi dengan guru dan pegawai, serta untuk memelihara kebersamaan dengan menjadi ajang saling maaf-maafan di Bulan Syawal yang penuh berkah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan pegawai Perguruan Muhammadiyah Duyungan bersama keluarganya. Hal ini disampaikan oleh Kamad MI Muhammadiyah 13 Duyungan, Lina Budiarto, S.Pd.SD dalam sambutannya di acara Halal Bihalal yang berlangsung di kediaman Wali Kelas 1 MIMUHLAS Ibu Markamah, S.Pd.I. di Dusun Mojoroto, Desa Duyungan, pada Ahad (30/4/2023) siang.

“Kegiatan Halal Bihalal merupakan tradisi masyarakat kita setelah lebaran Idul Fitri, dan tentunya merupakan tradisi yang baik. Untuk itu kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh lembaga kita setiap tahun secara bergantian di rumah bapak/ibu guru di Perguruan Muhammadiyah Duyungan.” Ungkap Lina Budiarto.

Selain sambutan dari Kepala Madrasah, acara ini juga diisi oleh tausyiah singkat dari Ust. Abdul Wahid, S.Pd.I. yang merupakan guru bahasa arab di MIMUHLAS. Dalam tausyiahnya beliau menyampaikan awal mula tradisi halal bihalal yang sekarang ini sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia.

“Kala itu, Bung Karno memanggil KH Wahab Hasbullah untuk dimintai pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang sedang tidak sehat. KH Wahab Hasbullah pun memberi saran agar para elit politik dipertemukan dalam satu ruangan untuk melakukan silaturahmi. Namun, gagasan tersebut dianggap Bung Karno terlalu biasa, sehingga Kiai Wahab pun menggunakan istilah Halal Bihalal yang dilatar belakangi oleh para elit politik yang tidak mau bersatu, karena mereka saling menyalahkan. Kiai Wahab saat itu berpendapat bahwa saling menyalahkan itu perbuatan dosa, dan perbuatan dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan dengan mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, dan saling menghalalkan. Saran tersebut pun diterima oleh Bung Karno, dan tepat pada hari Idulfitri, beliau mengundang para elit politik ke istana negara untuk melakukan Halal Bihalal. Pada akhirnya, mereka pun dapat berada dalam satu ruangan untuk membahas hal-hal yang harus dilakukan dalam menyusun kekuatan dan persatuan bangsa Indonesia. Kegiatan Halal Bihalal ini pun kemudian diikuti oleh masyarakat dan dilakukan terus-menerus hingga saat ini sudah menjadi tradisi.” papar Abdul Wahid.

Selaku tuan rumah pada acara Halal Bihalal tahun ini, Ibu Markamah, S.Pd.I. yang diwakilkan oleh suaminya, Bapak Moh Syarif menyampaikan rasa syukur dan terima kasih.

“Selaku tuan rumah, saya mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak dan ibu dewan guru Perguruan Muhammadiyah Duyungan yang sudah ikut hadir dalam acara Halal Bihalal ini. Serta saya juga minta maaf mbok menawi ada yang kurang berkenan di hati bapak ibu njenengan semua baik jamuan ataupun yang lainnya.” Ujar Moh Syarif. (hf)

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan