Rabu, 02-07-2025
  • Ahlan Wa Sahlan Di Website Resmi MI Muhammadiyah 13 Duyungan Kec. Sukosewu Kab. Bojonegoro

Cerita Akhir Matsama: Membatik dan Berenang Penuh Ceria

Diterbitkan : - Kategori : Berita

Sukosewu – Udara dingin pagi masih sedikit terasa, kala matahari pagi belum seutuhnya menyinari halaman MI Muhammadiyah 13 Duyungan (MIMuhlas). Tidak seperti biasanya, pagi itu halaman MIMuhlas nampak ramai dengan kendaraan bermotor wali siswa yang terpakir di depan ruang kelas. Hari Sabtu, 20 Juli 2024 merupakan hari yang paling dinantikan oleh para siswa, lantaran hari terkahir kegiatan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama). Setelah melalui rangkaian kegiatan sebelumnya, para siswa mengakhiri Matsama dengan membatik dan berenang di Dander, jadi wajar saja bila banyak wali siswa yang ikut mengantar putra-putri mereka.

Pukul 08.30 tepat, Kereta Wisata atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tayo mulai begantian datang ke madrasah. Terhitung terdapat tiga buah Tayo yang akan menjadi teman perjalanan untuk seluruh siswa dan guru MIMuhlas. Setelah membaca do’a bersama yang dipimpin oleh Ust. Abd. Wahid, perjalanan pun dimulai. Semangat dan antusias para siswa terpancar jelas dari wajah-wajah mereka yang penuh dengan senyum merekah. Tak jarang mereka bernyanyi bersama mengikuti alunan musik yang diputar oleh Pak Supir untuk menghibur mereka selama perjalanan.

Setelah menempuh waktu perjalanan sekitar 30 menit, Latansa Batik Jonegoroan yang terletak di Desa Dander menjadi tempat pemberhentian pertama. Di tempat ini seluruh siswa akan berkreasi dengan mewarnai kain batik yang sudah disiapkan oleh pemilik butik, Bu Enik. Masing-Masing siswa mendapat satu buah kain batik kecil berukuran 30x30cm yang sudah tergambar motif jonegoroan yakni Kayangan Api. Selain mendapat kain batik siap warna, masing-masing murid juga mendapatkan satu paket alat warna.

Anak-anak duduk dengan rapi sembari mendengarkan penjelasan dari Bu Enik bagaimana teknik mewarnai kain batik yang baik dan benar. Mereka mendengarkan dengan serius, dengan harapan tidak kehilangan satu informasipun dari Bu Enik. Selanjutnya, anak-anak mulai berkreasi dengan cairan warna yang sudah dalam genggaman mereka. Jari-jemari kecil mereka seolah menari diatas kain batik yang tidak terlalu lebar itu. Dengan hati-hati mereka menggoreskan kuas yang unjungnya terbuat dari spons ke dalam kain batik. Rasa gembira dan antusias tidak dapat disembuyikan dari raut wajah saat tangan mereka beradu dengan kuas dan kain batik.

“Ini menyenangkan sekaligus mendebarkan” ujar Alika, siswi kelas VI yang sedang asyik mewarnai kain batiknya, “Ini pengalaman pertama saya, awalnya bingung mau pakai warna apa? tapi saya sudah mantap untuk lebih banyak memakai warna hitam, semoga saja hasilnya bagus” tambahnya.

Setelah hampir satu jam lebih bergumul dengan kuas warna dan kain batik, satu persatu anak-anak mulai meninggalkan tempat duduk mereka. Bukan karena sudah menyerah, namun mereka sudah selesai mewarnai kain batik milik masing-masing. Terhilat sekilas, hasil karya mereka penuh dengan warna yang beragam. Ada siswa yang mewarnai kain batiknya dengan warna hitam, kuning, hijau, hingga merah marun. Seperti yang disampaikan diawal oleh Bu Enik, agar dapat dikatakan “sudah jadi” perlu waktu 1 hingga 2 jam untuk pengeringan dan pengukusan, agar warna dapat merekat sempurna.

Supaya tidak terasa lama menunggu, para siswa kemudian diarahkan menuju ke Wana Wisata Dander, sebuah wisata air berupa kolam renang yang tidak jauh dari lokasi membatik. Dengan semangat 45 para siswa berjalan menyusuri jalan menuju wisata tersebut. Sesampai di lokasi wisata, perasaan bahagia terpancar jelas dari mata mereka yang mulai membinar sebening air kolam renang. Seusai antri masuk dengan rapi dan tertib, beberapa anak ada yang terlihat berganti pakaian renang namun ada pula yang langsung menyeburkan diri dengan memakai pakaian olahraga yang mereka kenakan.

Sebuah peristiwa seru dan menggembirakan yang terekam jelas saat itu. Anak-anak nampak sekali menikmati segarnya air kolam renang setelah sebelumnya harus berkonsentrasi penuh saat membatik. Ada yang main seluncuran, ada yang yang berenang kesana kemari, ada pula yang santai menikmati terik matahari dengan merebahkan badannya diatas ban. Hari terakhir Matsama memang puncak kebahagiaan yang mereka tunggu dari awal kegiatan ini dilasungkan.

Adzan dhuhur sayup sayup terdengar bersahutan dengan bisingnya suasana kolam renang saat itu. Anak-anak yang sudah puas bermain air kini bersiap untuk bersih diri dan berganti pakaian. Setelah itu, anak-anak bergeser menuju ke Musholla yang terletak dibawah pepohonan rindang untuk menunaikan kewajiban sholat dhuhur. Mereka semua berbaris rapi, antri satu per satu untuk mengambil air wudhu. Setelah semua siap, Ust. Abd. Wahid menuju shaff paling depan sebagai imam. Sholat dhuhur berjamaah sudah dilaksanakan kini anak-anak bersiap untuk kembali ke madrasah sebelum dijemput pulang oleh orang tua masing-masing.

Sebelum berangkat pulang, bapak ibu guru menyempatkan untuk mengambil foto di depan kereta wisata lengkap beserta para siswa yang sudah duduk manis didalamnya. Sebelum berangkat pulang, Pak Lina Budiarto, selaku Kepala Madrasah mengungkapkan rasa syukurnya pada kegiatan Matsama tahun ini.

“Alhamdulillah, Matsama tahun ini berlangsung dengan baik dan memberikan banyak manfaat. Saya lihat, anak-anak dan bapak ibu guru sangat happy. Kami berharap pengalaman selama Matsama ini akan menjadi bekal yang berharga bagi para siswa dan guru dalam mengamalkan pendidikan di madrasah.” ujarnya.

Matahari pun mulai sedikit tergelincir ke sebelah barat, menandai berakhirnya hari yang penuh makna. Sebelum pulang, para siswa dan guru melakukan refleksi dan doa bersama, mengakhiri Matsama dengan hati yang tenang dan penuh syukur. Setiap detik yang mereka lalui selama Matsama menjadi cerita indah yang akan selalu terkenang. (hf)

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan